Connect with us

Digest

Desainer Muda Indonesia Unjuk Gigi di AYD Summit

Setelah melalui penjurian yang kompetitif, sebanyak 25 mahasiswa arsitektur dan desain interior dari 15 negara di Asia telah berhasil menampilkan karya terbaiknya melalui tema “You For Tomorrow” pada Asia Young Designer Summit 2017/18.

Wakil Indonesia dari UGM dan ITB berhasil memperoleh kesan dan tanggapan yang baik dari para juri Asia Young Designer Summit (AYDS) 2017/18 untuk kategori Arsitektur dan Desain Interior, yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14 Maret – 17 Maret 2018. Salah satu desain wakil Indonesia, Zulkifli Yuanata dari ITB disebut oleh salah satu juri sebagai “A modern way to express Indonesia”.

“Kami bangga dengan kedua mahasiswa yang mewakili Indonesia pada Asia Young Designer Summit 2017/18 di Malaysia. Walaupun belum berhasil meraih gelar Asia Young Designer of the Year 2018, wakil Indonesia telah menunjukkan karya yang luar biasa dan berhasil mendapatkan kesan yang sangat baik dari para Juri,” Kata Jon Tan, Chief Executive Officer (CEO) Decorative Paints Nippon Paint Indonesia.

Jon Tan juga berharap prestasi ini dapat terus ditingkatkan dan dapat memotivasi mahasiswa arsitektur dan desain interior lainnya di Indonesia untuk terus meningkatkan semangat berkarya dan kompetisi. “Kesempatan ini tentunya dapat menjadi bekal yang baik bagi para peserta untuk bersaing pada dunia profesional sesungguhnya,” kata dia.

Pada kategori Desain Interior, Indonesia diwakili oleh Zulkifli Yuanata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui karyanya yang berjudul Archipelago Theatre Indonesia. Melalui karyanya, ia berusaha menunjukkan keunikan Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar yang sekaligus memiliki keberagaman suku yang tersebar di seluruh wilayahnya.

Archipelago Theatre Indonesia merupakan sebuah fasilitas yang dirancang untuk melestarikan berbagai seni dan budaya Indonesia yang dipersembahkan melalui modern music, modern theatre dan modern film.

“Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam dan kompleks. Terasering dan daun kelapa saya aplikasikan pada desain auditorium untuk mencerminkan ciri khas lokal. Sebuah kebanggaan bagi saya untuk mewakili Indonesia dan memperlihatkan budaya Indonesia melalui karya saya di hadapan negara Asia lainnya pada Asia Young Designer Summit 2017/18.” Jelas Zulkifli.

Sementara, Alfian Reza Almadjid dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mewakili Indonesia untuk ketegori arsitektur melalui karyanya Pixellate Farm, yang menekankan pentingnya unsur pertanian bagi negara Indonesia yang sejatinya merupakan negara agraris. Gagasan dari konsep ini adalah mendekatkan kembali masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan dengan budaya agraris agar kesadaran akan isu pangan lokal dapat meningkat.

“Saat ini banyak orang yang tidak menyadari dari mana makanan kita berasal. Ide saya adalah membawa pertanian kembali ke perkotaan. Dengan cara ini, saya berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli pada pertanian dan sumber makanan yang dihasilkannya”, jelas Alfian.

“Melalui Asia Young Designer Summit ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan wawasan yang sangat berharga, yang langsung saya peroleh dari para ahli di industri ini. Saya bersyukur dapat memperoleh kesempatan untuk menunjukkan karya saya, mulai dari tingkat nasional hingga tingkat Asia.” tambah Alfian.

Gelar Asia Young Designer of the Year pada Asia Young Designer Summit 2017/18 sendiri berhasil disandang oleh Malaysia, baik untuk ketegori arsitektur maupun interior. Ng Wai How (Arsitektur) dengan karyanya yang berjudul War Museum – Extension of Tugu Negara dan Shahmeena Labeeb (Desain Interior) dengan Plan Bee – City Beekeeping-nya berhasil memperoleh hadiah uang tunai sebesar USD 5.000.

“Saya yakin, Indonesia memiliki banyak mahasiswa yang memiliki potensi besar untuk berkembang di industri arsitektur dan desain interior masa depan. Yang membuat saya bangga adalah motivasi dan keinginan para wakil Indonesia untuk menunjukkan yang terbaik dan juga dukungan dari para Juri di tingkat nasional dengan tidak hentinya membimbing para perwakilan Indonesia selama rangkaian kompetisi ini berlangsung,” kata Jon Tan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending