Connect with us

Tour

Keraton Kasepuhan Cirebon Terapkan Protokol Kesehatan di Era Kenormalan Baru

Pandemi Covid-19 memberikan perubahan yang sangat signifikan khususnya dari sektor pariwisata. Seiring telah dibukanya beberapa destinasi di Tanah Air dengan tetap menerapkan protokol kesehatan membuat sektor pariwisata mulai bergairah kembali. Pandemi yang melanda Indonesia sempat membuat sektor pariwisata terpukul.

Akan hal tersebut, Forum Wartawan Pariwisata dan Kreatif (Forwaparekraf) menggelar “Forwaparekraf Press Tour dan Sesi Diskusi Kuningan Cirebon Bandung” pada 27-30 Agustus 2020 yang bertujuan untuk mempromosikan kesiapan provinsi Jawa Barat untuk membangkitkan sektor pariwisata di masa era kenormalan baru.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat terkait kenormalan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Destinasi pertama yang dikunjungi rombongan Forwaparekraf adalah Keraton Kasepuhan Cirebon. Di Keraton Kasepuhan Cirebon para rombongan disambut oleh Raden Muhammad Hafid Permadi, Kepala Bagian Pemandu Keraton Kasepuhan Cirebon dan Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon, Wandi Sofyan.

Raden Muhammad Hafid Permadi mengatakan, bahwa terdapat empat struktur utama yang menyangga berdiri kokohnya Kasepuhan Cirebon ini.

“Empat struktur utama yang menjadi penyangga kokohnya Kasepuhan Cirebon ini, yaitu Masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan masyarakat, Pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat, Alun-alun sebagai pusat aktifitas seni dan budaya masyarakat serta Keraton sebagai pusat pemerintahan Keraton,” jelasnya kepada anggota Forwaparekraf, Kamis (27/8).

Kasepuhan Cirebon adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini pun dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya. Keraton Kasepuhan adalah kerajaan islam tempat para pendiri Cirebon bertahta, disinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri.

Untuk tetap menjaga arsitektur dan kondisi bangunannya, selain dilakukan perawatan bangunan secara rutin yang juga menggandeng berbagai pihak lain untuk dapat berkolaborasi melestarikan peninggalan sejarah dan budaya serta tidak ketinggalan kolaborasi program pendukung penerapan protokol kesehatan di  Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Saat ini ada beragam Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak swasta dan BUMN guna membantu melestarikan bangunan Keraton serta mendukung fasilitas protokol kesehatan, seperti misalnya dengan penyediaan wastafel portable di berbagai titik di Keraton,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon, Wandi Sofyan menegaskan bahwa Kota Cirebon sangat memperhatikan protokol kesehatan di berbagai destinasi wisata khususnya di Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Kami terapkan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata Kota Cirebon. Ada program ‘3M’ yang terdiri dari Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan. Seluruh langkah protokol ini dilakukan karena potensi wisatawan berasal dari kawasan zona merah,” ujarnya.

Untuk masuk ke Kasepuhan Cirebon pengunjung akan dikenakan biaya Rp.10.000 bagi pelajar, Rp.15.000 untuk umum, sedangkan khusus wisatawan mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp.20.000

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending