Digest
Edible Flower, Bisnis Kekinian yang Menggiurkan
Di era milenial seperti sekarang, sepiring salad tidak hanya menampilkan sayuran, telur, buah, atau irisan daging. Tetapi yang sedang kekinian, salad juga menampilkan bunga yang bisa dimakan atau edible flower di dalamnya. Kelopak bunga cantik warna-warni ini bukan hanya hiasan semata, tetapi sangat aman dikonsumsi. Permintaannya sangat tinggi terutama sebagai garnis atau penghias makanan baik di hotel maupun restaurant.
Felia Kharissa atau Icha pemilik Harvest Mountainorganic memulai bisnis ini sejak tahun 2017. “Awalnya belum tahu, kebetulan ada temen yang tahu kalau saya senang dengan taman-taman. Dan dia menyarankan untuk membuat edible flower ini. Syukur-syukur bisa tumbuh di kebun saya yang cisarua,” ungkap Icha.
Icha memulai dari membeli benih, kemudian belajar by the book. Ibu satu anak itu tak segan menonton acara kulinernya di waktu senggangnya sembari mencari tutorial. Sedikitnya ada 15 jenis bunga yang berhasil dibudidayakan oleh wanita kelahiran Jakarta ini. Hal ini sudah menjadi syarat tak tertulis untuk restaurant fine dinning agar tersedia edible flowernya. Sebut saja Nasturtium, French Marigold, African Marigold, Butterfly Blue Pea, Dwarf Dahlia, Dahlia Pompone, Gomphrena, Borage, Impatiens. Lalu ada Miniature Rose, Dianthus, Pansy, Anthirrinum (snap dragon), Geranium dan Rose.
Icha mengatakan ada beberapa jenis
bunga yang sering dipesan oleh pelanggannya, seperti adalah Mixed flowers,
French Marigold, Pansy, Borage dan Dianthus.
Menariknya dari bisnis yang menggiurkan ini, istri pengacara kondang Afrian
Bondjol ini tidak mengeluarkan modal yang cukup besar dan tidak memerlukan
lahan yang luas. “Pertama kali gak
keluar modal banyak, untuk lahan gak
terlalu besar, 500 meter persegi saja sudah cukup. Tanamannya kecil, dan bisa
ditumpuk di rak. Pertama kita naruh benih, dan saya nunggu sekitar 4-6 bulan,
ketika sudah berbunga, dia (bunga) akan semakin sering dipanen semakin banyak
bunganya,” bebernya.
Edible flower milik Harvest Mountainorganic dibanderol dari harga Rp 20.000,- hingga Rp 120.000,-.
Sistem promosinya sendiri sangat sederhana, Icha hanya memasarkannya melalui media sosial seperti di instagram. Saat ini Icha memasok ke 15 resto yang ada di Jakarta, Sumatera, dan Surabaya. Salah satunya adalah Le Quertier salah satu resto ternama di Jakarta. Le Quertier memiliki lebih dari 5 macam menu edible flower.
Penggunaan Bunga dan Manfaatnya
Dalam Edible Flowers: A Global History (2016), ditulis bahwa penggunaan bunga santapan mampu membuat konsumennya tersenyum. Jika merunut jauh ke belakang, penggunaan bunga dalam kuliner bukanlah hal baru atau hal yang lahir karena tren.
Bunga turut menjadi santapan dalam ritual Paskah bangsa Ibrani. Zaman dulu, bunga dandelion menjadi pelengkap sajian domba. Penggunaan bunga juga dipakai oleh masyarakat di Yunan. Bunga yang dikonsumsi ialah mawar. Biasanya mawar tersebut juga diolah menjadi kue dan disajikan sebagai menu sarapan. Orang Senegal dan Mali memanfaatkan bunga sepatu sebagai komponen makanan.
Makalah “Safety of Edible Flowers” mengungkap penggunaan bunga santapan di Eropa sudah muncul pada era Romawi kuno. Orang Romawi menggunakan Borage, Violet, dan Mawar (sampai saat ini tiga bunga tersebut masih kerap digunakan di ranah kuliner). Pada zaman dinasti Tudor, bunga Primrose menjadi salah satu opsi kudapan.
Di ranah bisnis, pemakaian bunga santapan mulai marak pada tahun 1990 di Spanyol dan Perancis, dua negara dengan industri restoran fine dining yang bergairah. Restoran berpredikat Michelin Star di dua negara tersebut banyak menggunakan bunga santapan sebagai penghias makanan.
Di abad 17,
bunga-bunga santapan ini diolah menjadi selai, minuman, juga saus. Karena itu,
kelopak bunga yang dipakai begitu saja di makanan tak lagi populer. Berganti
dalam wujud makanan jadi. Namun, era media sosial membangkitkan kembali
kebiasaan menaburkan bunga pada makanan.
Bunga santapan ini tidak hanya indah dipandang, tapi juga bermanfaat. Makalah
“Fresh Edible Flowers of Ornamental Plants : A New Source of Nutraceutical
Foods” yang dimuat di Journal of Food Science & Technology melaporkan
bunga di antaranya punya kandungan protein, flavonoid, zat besi, mineral,
antioksidan, dan vitamin A.
.
-
Digest2 weeks ago
Sarga.co Hadirkan Pertamina Piala Tiga Mahkota Seri 1 dan Pertiwi Cup 2024, Bangkitkan Antusiasme Olahraga Berkuda Indonesia dan Potensi Destinasi Wisata
-
Digest1 week ago
Delegasi The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific Diajak Belajar Budaya Bali
-
Digest2 weeks ago
Menparekraf Ajak Delegasi “The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific” Tanam Bakau
-
Digest2 weeks ago
Kemenparekraf Dukung Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pariwisata
-
Digest2 weeks ago
Nuansa Budaya Bali Meriahkan Gala Dinner 2nd Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific
-
Digest2 weeks ago
The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism Resmi Dibuka di Bali
-
Food & Drink2 weeks ago
Fadil Jaidi dan Pak Muh Seru-seruan di Grand Opening Roti Keset Condet Kemang
-
Digest2 weeks ago
Wamenparekraf Tekankan Pentingnya Peran Perempuan di Sektor Parekraf Dunia