Connect with us

Culture

Setelah 100 Tahun Mati Suri, Ngofa Tidore Gairahkan Kembali Kerajinan Tenun

ARCHIPELAGOS.ID, TIDORE – Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan yang pernah berjaya dalam sejarah kawasan timur Indonesia.

Kejayaan Kesultanan Tidore berlangsung dari abad ke-16 sampai abad ke-18 Masehi. Masa ini ditandai dengan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore yang luas. Dari sebagian besar Pulau Halmahera Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, hingga pulau-pulau di sekitar Papua Barat.

Kesultanan Tidore menjalani peradaban yang cukup lama dan melalui berbagai tahapan dalam riwayat sejarah Nusantara bahkan hingga Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945.

Tak ayal banyak peninggalan-peninggalan sejarah dari kejayaan kesultanan Tidore. Salah satu peninggalannya yang sudah nyaris tidak lagi ditemukan adalah motif Tenun Tidore.

Hal Ini menjadi langka karena motif tenun di Kesultanan Tidore, yang dikenal dengan nama Puta Dino nyaris punah.

Beruntung di Tidore masih banyak muda-mudi yang sangat peduli dengan peninggalan leluhur mereka. Namanya Ngofa Tidore atau Komunitas Anak Muda Tidore yang kini masih aktif menghidupkan kembali denyut nadi Tenun Tidore.

Ngofa Tidore intens mengembangkan Puta Dino. Mereka juga yang berusaha menetas-hidupkan kembali kain tenun Tidore yang telah hilang kurang lebih 100 tahun lalu.

Saat kami berkunjung ke Tidore kami berkesempatan untuk mengunjungi rumah tenun Puta Dino Kayangan. Di sana kami bertemu dengan Kak Wani.

Kak Wani adalah anggota Ngofa Tidore yang dipercayakan menjadi pengelola rumah tenun bersama beberapa teman lainnya.
Kak Wani menjelaskan tahapan awal untuk membuat kain tenun dimulai dari membuat pola sesuai dengan motif yang ingin dibuat.

“Ya ini diikat dengan tali plastik sebelum kita masuk proses pewarnaan, setelah proses pewarnaan kita buka tali plastik dengan alat solder” Ujar Kak Wani

Satu kain tenun dapat dikerjakan selama tiga hari sampai satu minggu bila tidak ada kendala di alat tenunnya. Namun jika dihitung dari proses awal dapat mencapai satu bulan bahkan lebih.

Beranjak ke lantai dua, di lantai dua ini merupakan galeri hasil kerajinan dari Puta Dino Kayangan. Terlihat beberapa penggantung kain yang dirancang seperti bilik, kursi tamu dan aksesoris ruangan berbahan dasar bambu.

“Ada tiga motif tua yang kita buat di rumah tenun ini, seperti Marasante, Barakati, dan Jodati” ucap Kak Wani sambil menjelaskan beberapa hasil kerajinan rumah tenun Puta Dino Kayangan.

Lebih jauh, rumah tenun Puta Dino Kayangan berharap, adanya pendampingan dan dukungan untuk program tenun Tidore ini. Sehingga, anggotanya bisa terus belajar dan tenun Tidore pun bisa terus eksis.

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending