Connect with us

Profile

Jasyanto Sahoer: Ingin Bangun Wisata Religi Untuk Sawahlunto

Sawahlunto, salah satu kota di provinsi Sumatera Barat yang juga dikenal sebagai kota ‘mutiara hitam’ karena mengandung tambang batubara terbaik dan tertua di dunia. Selain itu kota yang terletak 95 km dari kota Padang ini memiliki budaya dan arsitektur bangunan-bangunan kuno tempo dulu. Tentunya hal ini menjadi denyut nadi bagi pergerakan wisata di Sawahlunto.

Oleh karena itu tidak sedikit Putera Daerah Sawahlunto yang memiliki tekad untuk melestarikan serta melebarkan sayap agar kota yang memiliki penduduk 60.000 jiwa ini berkontribusi nyata dalam industri pariwisata nasional.

Salah satunya adalah Ir. H. Jasyanto Sahoer, M.M. kembali ke udik dan mengabdi kepada masyarakat adalah salah satu cita-citanya. Pria kelahiran Sawahlunto, 4 April 1967 memulai sosialisasi dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat Sawahlunto agar memilih pemimpin dengan cerdas dan dapat mengembangkan potensi daerahnya, maksudnya sebelum menentukan pilihan pemimpin daerah harus dilihat latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan pengalaman organisasi dari sang calon tersebut.

“Masyarakat di sana [Sawahlunto] meminta saya untuk pulang kampung sebagai kepala daerah dan ini merupakan panggilan nurani saya agar bisa mengabdi di tanah kelahiran. Beberapa kali saya sampaikan agar masyarakat memilih pemimpin yang cerdas dan tidak bicara soal uang,” jelas Jasyanto yang sekarang menjabat Sekretaris Umum Badan Koordinasi Induk Keluarga Sawahlunto Jakarta dan Sekitarnya (BAKOR IKSJ).

Sepak terjang pria yang saat ini menjabat sebagai Pejabat Struktural Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional [LAPAN] terus dilakukan. Ia sering kali aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau kemahasiswaan guna memotivasi pengembangan pendidikan, budaya dan perekonomian dengan pemikiran-pemikirannya, terutama generasi muda / mahasiswa dan budaya Minang. Beliau juga pernah bertugas di PT. Pindad (Persero).

“Salah satu konsep yang kita sedang garap adalah diskusi-diskusi tentang pengembangan pariwisata dan tentang adat sendiri yang bertujuan bagaimana meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta potensi itu ada pada generaasi muda diantara mahasiswa/i minang ini melalui beberapa kegiatan,” tutur pria 50 tahun ini.

Jasyanto berpendapat bahwa pemerintah daerah sekarang harus melakukan terobosan yang berpengaruh terhadap pengembangan wisata Kota Sawahlunto. Karena harus ada beberapa aspek yang harus diperhatikan apabila kota ini ingin menjadi kota pariwisata. “Kita harus memberikan kenyamanan kepada pengunjung, perbanyak pusat kuliner, dan pementasan budaya. Karena apabila ketiga itu bersinergi maka kota ini akan menjadi daerah wisata yang mengundang orang untuk datang,” tambahnya.

Saat ini yang terbersit di benaknya adalah menjadikan Sawahlunto sebagai kota wisata religi. Ide ini tidak serta merta terlintas dalam pemikirannya saja, tetapi Jasyanto terus juga membakar semangat masyarakat dan pemuda minang untuk terlibat secara langsung dalam programnya. “Selain menjadi pusat wisata kuliner kota ini harus menjadi destinasi religi. Jadikan tempat ibadah jadi ramai. Kita bisa beribadah sekaligus berwisata, oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat harus terlibat” tutup Alumni Universitas Sriwijaya dan Magister Manajemen Administrasi Publik ini. **

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending