Featured
Frits Jusuf Ayomi: Bandara Sebagai Tulang Punggung Transportasi Udara menuju Oksibil
Mungkin sampai saat ini masih banyak yang tidak tahu kabupaten pengunungan bintang Oksibil, Dan berada di mana? Oksibil merupakan sebuah distrik yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan atau ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Indonesia. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten Jayawijaya Wamena, yang berada di pegunungan tengah yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.
Oksibil memiliki letak geografis yang khas, di mana sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh pegunungan. Penduduk di sini kebanyakan bermukim dilereng gunung dan lembah. Di kawasan ini berada di ketinggian sekitar 4263,82 ft/1299.6 mmsl sehingga memiliki udara yang sangat dingin, jadi buat kamu yang suka sekali dengan udara dingin, dijamin kamu akan betah hidup di Oksibil.
Keterbatasan transportasi merupakan salah satu kendala yang sangat konkret untuk membangun daerah ini. Transportasi udara selalu menjadi tulang punggung untuk menyuplai bahan makanan ataupun material bangunan. Oleh karena itu Frits Jusuf Ayomi selaku Kepala Bandara Oksibil memiliki tekad membangun bandara agar kota yang memiliki penduduk lebih dari 4422 juta jiwa ini dapat menikmati fasilitas-fasilitas yang memadai.
“Tahun ini di 2017 kita ada penambahan landasan pacu dari 1350m x 30m menjadi 1.600m x 30m. dengan penambahan perpanjangan landasan pacu, maka di harapkan penerbangan Wings Air Type ATR 72 dapat melayani penumpang, yang selama ini di layani oleh ATR 72 Trigana Air setiap hari kecuali, pada hari minggu untuk penerbangan Cargo,” ungkap Frits.
Frits menjelaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pertama dimulai dari Sumber Daya Manusia sehingga banyak hal yang dapat dibenahi untuk mengembangkan fasilitas yang layak. Bandara Oksibil saat ini memiliki daya tampung yang terbatas bagi fasilitas sisi darat (terminal penumpang dan gedung cargo), tetapi alumni SMA Gabungan Subsidi Papua ini kian mantap membangun bandara agar dapat lebih banyak menampung arus penumpang dan barang.
Sepak terjang pria kelahiran Jayapura, 31 Juli 1961 ini kian nyata. Frits merangkul semua pihak demi pengembangan dan pembangunan bandara lebih cepat dan mudah. “Untuk saat ini bandara kita memiliki daya tampung yang terbatas. Dengan adanya Trigana setiap hari namun daya angkut di batasi baik barang dan penumpang, di karena panjang landas pacu yang belum memenuhi standar untuk ATR 72 / 50 Secara maksimal. PEMDA dan Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Udara berkoordinasi agar terminal baru yang di bangun oleh PEMDA dapat di hibahkan dan di fungsikan untuk pelayanan penumpang.
Faktor cuaca di Oksibil saat ini menjadi kendala yang utama transportasi udara di Oksibil saat ini. Apalagi semua material bangunan melalui pesawat dan tidak bisa jalur darat maupun laut. “Bandara yang selalu berkabut inilah yang menjadi tantangan kita untuk membangun bandara makanya kita terus bekerjasama ke semua lapisan agar bandara ini jauh lebih baik,” tutup Frits Ayomi, SE
-
Digest5 days ago
Menparekraf Angkat Isu Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York
-
Digest1 week ago
Perputaran Ekonomi di Sektor Parekraf Selama Lebaran Diperkirakan Mencapai Rp369,8 Triliun
-
Digest1 day ago
UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism Jadi Momen Perkuat Kesetaraan Gender di Sektor Parekraf
-
Digest1 day ago
Menparekraf Bicara Pariwisata Berkelanjutan Indonesia di AVPN Abu Dhabi 2024