Connect with us

Festival

Atraksi Budaya di Atas Awan

Dien Culture Festival

Selain pesona alam yang memukau bak ‘negeri khayangan’, Dieng memiliki festival budaya yang romantis dan sayang untuk dilewatkan

Dieng tentu sudah tidak asing lagi di telinga para travellers. Dataran tinggi yang berada di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini sering disebut ‘Di Hyang yang artinya taman dewa atau negeri para dewa’. Keindahan alam Dieng bak surge tersembunyi di bumi Jawa.

Dieng tak hanya menyuguhkan panorama yang indah, situs bersejarah dan ragam fenomena alam berupa telaga dan kawah vulkanik saja. Melalui tangan-tangan kreatif pelaku seni dan pariwisata Dieng, serta dukungan pemerintah Kabupaten Banjarnegara terselenggara sebuah festival budaya yang bertajuk Festival Budaya Dieng (Dieng Culture Festival).

Dieng Culture Festival (DCF) ini merupakan ajang pertunjukan dan pelestarian tradisi lokal, sekaligus sebagai promosi potensi wisata alam dan kebudayaan di Dataran Tinggi Dieng. Tahun 2017 merupakan edisi ke-8 penyelenggaraannya.

Penyelenggaraan DCF tak semata mementingkan komersil, tapi juga sebagai tempat belajar serta ajang reuni para pelaku kreatif di bidang pariwisata dari seluruh Indonesia.

Festival ini berlangsung selama tiga hari, 4-6 Agustus 2017, berpusat di timur kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng. Beragam antraksi dan berbagai seni pertunjukan menarik tersaji di sini.

DCF

Festival Jazz bagian dari Dieng Culture Festival (DCF)/Foto: bonvoyagejogja.com

Atraksi Musik dan Budaya
Akan ada gelaran Jazz Atas Awan sebagai ruang kreativitas musisi muda lokal. Disebut jazz di atas awan karena pagelaran music akbar ini diselenggarakan di kawasan diatas ketinggian 2100 meter di atas permukaan laut.

Sebuah sensasi berbeda menyaksikan atraksi music jazz di atas ketinggian ditengah hawa dingin yang ekstrim yakni minus 4 di bawah nol derajat celcius. Penonton akan duduk di remputan ditemani anglo atau tungku tanah liat yang berisi bara api.

Akan ada juga festival caping dimana ribuan orang menggunakan caping atau topi petani.

Atraksi lain yang tak kalah meriah adalah penerbangan lampion yang juga diikuti oleh ribuan orang. Sebelum lampion diterbangkan, DCF akan menyuguhkan sendatari yang dilakoni oleh remaja penduduk asli Dieng.

Acara puncak yang paling ditunggu travellers adalah acara ruwat rambut gimbal. Fenomena langka ini hanya bisa di temui di Dataran Tinggi Dieng, dimana anak dengan rambut gembel (gimbal) dipercaya sebagai titisan leluhur Dieng dan hanya bisa dicukur rambutnya dengan melalui ruwatan yang sakral dengan segala permintaan anak yang harus dipenuhi. Tradisi leluhur Dieng ini masih dipertahankan hingga saat ini. ** (Endra Mardhani)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending